Tragedi Pemerkosaan Livia Pavita Soelistio Mahasiswi Binus.
Livia Pavita Soelistio (21), mahasiswi Universitas Bina Nusantara (Binus) dibunuh saat pulang dari kampusnya pada 16 Agustus 2011. Sebelum dibunuh, Livia diperkosa lebih dulu oleh para pelaku.
"Korban naik angkot pelaku, lalu dibawa dan diperkosa di pangkalan delman Kemanggisan, Jakarta Barat," ujar sumber di kepolisian kepada detikcom, Jumat (25/8/2011). Angkot yang dinaiki Livia adalah Mikrolet 24 rute Slipi-Binus-Kebon Jeruk.
Usai diperkosa, korban kemudian dicekik hingga tewas. Pelaku kemudian mengambil tas korban yang berisi dua unit handphone dan dompet. Korban kemudian dibuang di kawasan Cisauk, Tangerang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Livia dilaporkan hilang sejak 16 Agustus 2011 oleh keluarganya. Mahasiswi semester akhir yang baru lulus ujian itu, terakhir terlihat di kampusnya.
Saat pergi, ia mengenakan baju kemeja putih, rok hitam, kaos kaki putih dan sepatu hitam. Sebelum dilaporkan hilang, Livia sempat mengabarkan kelulusannya pada orangtuanya.
Di tengah kegelisahan orangtua menunggu kemunculan Livia, tiba-tiba kabar menyedihkan terdengar di telinga keluarga. Polisi menemukan sesosok mayat yang ciri-cirinya mirip dengan Livia.
Mayat tersebut ditemukan di pinggir jalan di Cisauk, Tangerang Kabupaten pada Minggu (21/8) sore oleh seorang penggembala kambing yang tengah mencari kambingnya yang hilang. Saat ditemukan, jenazah tersebut sudah membusuk dan tidak dapat dikenali.
Beberapa ciri seperti kalung dan liontin serta giwang, mirip dengan milik korban. Selain itu, orangtua yang sempat melihat jasad mayat tersebut melihat kemiripannya dengan Livia dari gigi dan kakinya.
Keluarga pun semakin yakin bila mayat yang ditemukan adalah Livia. Meski sebelumnya sempat menolak otopsi, namun kepolisian tetap melakukan otopsi terhadap korban.
"Korban naik angkot pelaku, lalu dibawa dan diperkosa di pangkalan delman Kemanggisan, Jakarta Barat," ujar sumber di kepolisian kepada detikcom, Jumat (25/8/2011). Angkot yang dinaiki Livia adalah Mikrolet 24 rute Slipi-Binus-Kebon Jeruk.
Usai diperkosa, korban kemudian dicekik hingga tewas. Pelaku kemudian mengambil tas korban yang berisi dua unit handphone dan dompet. Korban kemudian dibuang di kawasan Cisauk, Tangerang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Livia dilaporkan hilang sejak 16 Agustus 2011 oleh keluarganya. Mahasiswi semester akhir yang baru lulus ujian itu, terakhir terlihat di kampusnya.
Saat pergi, ia mengenakan baju kemeja putih, rok hitam, kaos kaki putih dan sepatu hitam. Sebelum dilaporkan hilang, Livia sempat mengabarkan kelulusannya pada orangtuanya.
Di tengah kegelisahan orangtua menunggu kemunculan Livia, tiba-tiba kabar menyedihkan terdengar di telinga keluarga. Polisi menemukan sesosok mayat yang ciri-cirinya mirip dengan Livia.
Mayat tersebut ditemukan di pinggir jalan di Cisauk, Tangerang Kabupaten pada Minggu (21/8) sore oleh seorang penggembala kambing yang tengah mencari kambingnya yang hilang. Saat ditemukan, jenazah tersebut sudah membusuk dan tidak dapat dikenali.
Beberapa ciri seperti kalung dan liontin serta giwang, mirip dengan milik korban. Selain itu, orangtua yang sempat melihat jasad mayat tersebut melihat kemiripannya dengan Livia dari gigi dan kakinya.
Keluarga pun semakin yakin bila mayat yang ditemukan adalah Livia. Meski sebelumnya sempat menolak otopsi, namun kepolisian tetap melakukan otopsi terhadap korban.
Pengawasan Lemah
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan pemerkosaan yang terjadi di dalam angkutan kota karena lemahnya pengawasan terhadap sarana transportasi umum.
Berbagai permasalahan yang kerap ditemui di transportasi umum, lanjut dia, adalah kurangnya jumlah angkutan, ketidaknyamanan hingga ketidakpastian jadwal.
"Pemerkosaan yang terjadi merupakan puncak dari masalah kecil yang sering dialami pengguna angkot, seperti penipuan, copet dan hipnotis, " terang dia.Oleh karena itu, lanjut dia, perlu peningkatan pengawasan pemerintah terhadap transportasi umum, khususnya yang dikelola swasta.
Tips Cegah Pemerkosaan
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, menyebutkan ada lima tips untuk mencegah pemerkosaan di angkutan umum.
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan pemerkosaan yang terjadi di dalam angkutan kota karena lemahnya pengawasan terhadap sarana transportasi umum.
Berbagai permasalahan yang kerap ditemui di transportasi umum, lanjut dia, adalah kurangnya jumlah angkutan, ketidaknyamanan hingga ketidakpastian jadwal.
"Pemerkosaan yang terjadi merupakan puncak dari masalah kecil yang sering dialami pengguna angkot, seperti penipuan, copet dan hipnotis, " terang dia.Oleh karena itu, lanjut dia, perlu peningkatan pengawasan pemerintah terhadap transportasi umum, khususnya yang dikelola swasta.
Tips Cegah Pemerkosaan
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, menyebutkan ada lima tips untuk mencegah pemerkosaan di angkutan umum.
" Pertama, jangan sendirian naik angkutan terutama pada malam hari," kata Baharudin.
Kedua, lanjut Baharudin, penumpang berpakaian yang sopan dan menutup aurat. "Jangan sampai pakaian yang digunakan menimbulkan syahwat," tambah perwira menengah ini.
Ketiga, lanjut dia, penumpang mengetahui angkutan umum yang dinaiki.
Keempat, identifikasi pengendara angkutan mulai dari baju yang dikenakan hingga bentuk muka.
"Terakhir, jika terjadi gangguan segera menghubungi pihak kepolisian," jelas Baharudin.
Dia juga mengimbau kaum perempuan untuk tidak takut dalam menghadapi kasus pemerkosaan yang terjadi di angkot ini.
"Tidak perlu takut dalam menghadapi kasus ini. Toh, semua pelakunya tertangkap," tukas Baharudin.
Polda Metro Jaya pun, tambah dia, sudah memerintahkan pada Polres untuk meningkatkan pengawasan. Khususnya di daerah yang rawan terhadap pemerkosaan.
"Mana yang daerah rawan atau bukan, itu ditentukan oleh Polsek," terang dia.
Selain itu, Baharudin juga meminta pada masyarakat untuk meningkatkan keamanan di lingkungannya. Sehingga rasa aman baik di lingkungan maupun transportasi umum tidak lagi menjadi barang mahal.
Kedua, lanjut Baharudin, penumpang berpakaian yang sopan dan menutup aurat. "Jangan sampai pakaian yang digunakan menimbulkan syahwat," tambah perwira menengah ini.
Ketiga, lanjut dia, penumpang mengetahui angkutan umum yang dinaiki.
Keempat, identifikasi pengendara angkutan mulai dari baju yang dikenakan hingga bentuk muka.
"Terakhir, jika terjadi gangguan segera menghubungi pihak kepolisian," jelas Baharudin.
Dia juga mengimbau kaum perempuan untuk tidak takut dalam menghadapi kasus pemerkosaan yang terjadi di angkot ini.
"Tidak perlu takut dalam menghadapi kasus ini. Toh, semua pelakunya tertangkap," tukas Baharudin.
Polda Metro Jaya pun, tambah dia, sudah memerintahkan pada Polres untuk meningkatkan pengawasan. Khususnya di daerah yang rawan terhadap pemerkosaan.
"Mana yang daerah rawan atau bukan, itu ditentukan oleh Polsek," terang dia.
Selain itu, Baharudin juga meminta pada masyarakat untuk meningkatkan keamanan di lingkungannya. Sehingga rasa aman baik di lingkungan maupun transportasi umum tidak lagi menjadi barang mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar